Selasa, 10 Mei 2016

About Permainan



Permainan adalah cara bermain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu yang dapat dilakukan secara individu maupun berkelompok guna mencapai tujuan tertentu. Alat permainan adalah semua alat bermain yang dapat digunakan oleh peserta didik untuk memenuhi naluri bermainnya dan memiliki barbagai macam sifat, seperti bongkar pasang, mengelompokkan, memadukan, mencari padanannya, merangkai, membentuk, atau menyusun sesuai dengan bentuk aslinya.
Permainan digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar). Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat.
Sebaiknya permainan digunakan sebagai bagian dari proses belajar, bukan hanya untuk mengisi waktu kosong atau sekedar permainan. Permainan sebaiknya dirancang menjadi suatu ‘aksi’ atau kejadian yang dialami sendiri oleh peserta, kemudian ditarik dalam proses refleksi untuk menjadi hikmah yang mendalam (prinsip, nilai, atau pelajaran-pelajaran). Wilayah perubahan yang dipengaruhi adalah ranah sikap-nilai.
Freeman dan Munandar (2000: 265-266) menyatakan ada beberapa jenis permainan yaitu eksploratif, konstruktif, destruktif dan kreatif. Berikut adalah penjelasan dari jenis-jenis permainan, yaitu:
1)      Bemain eksploratif 
Bermain eksploratif meliputi eksplorasi diri dan juga eksplorasi lingkungan atau dunia seseorang. Proses mengeksplorasi badan, pikiran, dan perasaan, melalui gerakan, penglihatan, pendengaran, dan perabaan, anak mengenal dunianya. Dunia anak mencangkup diri sendiri,ruangan, serta benda-benda di sekelilingnya.
2)      Bermain konstruktif 
Bermain konstruktif dapat mengikuti proses eksplorasi material. Anak terlibat membentuk dan menggabungkan objek-objek. Ia bereksperimen dengan balok-balok kayu dari berbagai bentuk dan ukuran, dan dengan bahan-bahan lain, seperti tongkat, batu, biji-biji, tanah liat, dan pasir. Dengan menumpuk, memasang, mencocokan, mencari keseimbangan antara bagian-bagian, anak membuat rumah, menara, benteng, dan sebagainya.
3)      Bermain destruktif 
Anak berekperimen dengan benda-benda yang diperlakukan secara deskrutif, yaitu melempar, memecahkan, menendang, menyobek-nyobek, atau membanting sesuatu. Suara dari sesuatu yang runtuh, roboh, jatuh, pecah, dan sebagainya memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi anak. ia akan menyusun suatu menara dan merobohkannya kembali. Ia dapat merusak sesuatu karena ia ingin tahu bagaiman sesuatu bekerja.
4)      Bermain kreatif 
Bermain kreatif dapat mengikuti tahap eksperimen dengan material untuk membuat benda-benda. Dalam bermain kreatif, anak anak menggunakan imajinasinya, pikiranya, dan pertimbanganya untuk menciptakan sesuatu, atau membuat kombinasi-kombinasi baru daru komponen-komponen alat permainan atau menggunakan bahan-bahan tidak terpakai lagi (daur ulang). Dengan material yang tersedia, ia menggambar, melukis, membuat pola-pola sebagai ungkapan perasaanya. Apa yang diciptakan seorang anak mungkin tidak jelas bagi orang dewasa, hanya anak dapat menyelasaikan sendiri. Selain jenis permainan diatas terdapat jenis permainan anak yang diteliti secara lebih luas. Bergin dalam Santrok (2002: 274-275) menyebutkan diantara jenis-jenis permainan anak yang diteliti secara lebih luas adalah permainan sensorimotor/praktis, permainan pura-pura/simbolis, permainan sosial, permainan konstruktif, dan games.
Menurut Hurlock (2010: 327) ada beberapa faktor yang mempengaruhi permainan pada anak, yaitu kesehatan, perkembangan motorik, intelegensi, jenis kelamin, lingkungan, status sosio-ekonomi, jumlah waktu bebas, dan peralatan bermain. Berikut adalah penjelasan dari masing-masing faktor tersebut :
a)      Kesehatan
Semakin sehat anak, semakin banyak energinya untuk bermain aktif, seperti permainan dan olahraga. Anak yang kekurangantenaga lebih menyukai hiburan.
b)      Perkembangan motorik
Permainan anak pada setiap usia melibatkan koordinasi motorik. Apa saja yang akan dilakukan dan waktu bermainnya bergantung pada perkembangan motorik mereka. Pengendalian motorik yang baik memungkinkan anak terlibat dalam permainan aktif.
c)      Intelegensi 
Pada setiap usia, anak yang pandai lebih aktif ketimbang yang kurang pandai, dan permainan mereka lebih menunjukan kecerdikan. Dengan bertambahnya usia, mereka lebih menunjukan perhatian dalam permainan kecerdasan, dramatic,konstruksi, dan membaca. Anak yang pandai menunjukan keseimbangan perhatian bermain yang lebih besar, termasuk upaya menyeimbangkan factor fisik dan intelektual yang nyata.
d)     Jenis kelamin
Anak lelaki bermain lebih kasar ketimbang anak perempuan dan lebih menyukai permainan dan olahraga ketimbang berbagai jenis permainan lain. Pada awal massa kanak-kanak, anak laki-laki menunjukan perhatian kepada berbagai jenis permainan yang lebih banyak ketimbang anak perempuan tetapi sebaliknya terjadi pada akhir masa kanak-kanak.
e)      Lingkungan
Anak dari lingkungan yang buruk kurang bermain ketimbang anak lainya karena kesehatanya yang buruk, kurang waktu, peralatan, dan ruang. Anak yang berasal dari lingkungan desa kurang bermain ketimbnag mereka yang berasal dari lingkungan kota. Hal ini karena kurangnya teman bermain dan kurangnya peralatan serta waktu bebas.
f)       Status sosio-ekonomi
Anak dari kelompok sosio-ekonomi lebih tinggi lebih menyukai kegiatan yang mahal, seperti lomba atletik, bermain sepatu roda, sedangkan mereka dari kalangan bawah terlihat dalam kegiatan yang tidak mahal seperti bermain bola dan berenang. Kelas sosial mempengaruhi buku yang dibaca dan film yang ditonton anak, jenis kelompok rekreasi yang dimilikinya dan supervesi terhadap mereka.
g)      Jumlah waktu bebas
Jumlah waktu bermain terutama bergantung pada status ekonomi keluarga. Apabila tugas rumah tangga atau pekerjaan menghabiskan waktu luang mereka, anak terlalu lelah untuk melakukan kegiatan yang membutuhkan kegiatan besar.
h)      Peralatan bermain
Peralatan bermain yang dimiliki anak mempengaruhi permainanya, missalnya, dominasi boneka dan binatang buatan mendukung permainan pura-pura, banyaknya balok, kayu, cat air, dan lilin mendukung permainan yang sifatnya konstruktif.
Pengaruh yang Ditimbulkan dari Bermain 
Menurut Hurlock (2010: 323) aktivitas bermain memiliki pengaruh yang besar terhadap hal-hal berikut :
1)      Perkembangan fisik 
Bermain aktif penting bagi anak untuk mengembangnkan otot dan melatih seluruh bagian tubuhnya. Bermain juga berfungsi sebagai penyalur tenaga yang berlebihan, yang apabila dipendam akan membuat anak tegang, gelisah ddan mudah tersinggung. Dengan bermain lompat tali dapat merangsang pertumbuhan anak sehingga anak tumbuh tinggi, berlari, melompat, juga dapat merangsang pertumbuhan fisik anak.
2)      Dorongan berkomunikasi
Agar dapat bermain dengan baik bersama anak lain, anak harus belajar komunikasi, dalam arti mereka dapat mengerti dan sebaliknya, mereka harus belajar mengerti apa yang dikomunikasikan anak lain.
3)      Penyaluran bagi energi emosional yang terpendam.
Bermain merupakan sarana bagi anak untuk menyalurkan ketegangan yang disebabakan oleh pembatasan lingkungan terhadap perilaku mereka. Karena dengan bermain bersama teman-teman anak dapat lebih rileks disbanding ia harus selalu dirumah dengan situasi rumah yang sama setiap harinya. Melalui bermain energi anak taersalurka sehingga ia dapat tumbuh sehat dan emosi anak dapat tersalur karena dengan bermain anak dapar tertawa dan berteriak untuk melepaskan emosi.
4)      Penyalur bagi kebutuhan dan keinginan.
Kebutuhan dan keinginan yang tidak dapat terpenuhi dengan cara lain seringkali dapat dipenuhi dengan bermain. Anak yang tidak dapat mencapai peran “pemimpin” dalam kehidupan nyata mungkin akan memperoleh pemenuhan keinginan itu dengan menjadi peran “pemimpin” disebuah permainan, seperti menjadi kapten.
5)      Sumber belajar
Bermain member kesempatan untuk mempelajari berbagai hal melalui buku, televise, atau menjelajah lingkungan yang tidak diperoleh anak dari belajar di rumah atau di sekolah. Dari bermian tersebut anak dapat belajar banyak hal seperti kejujuran, tata tertib yang harus selalu ia taati, belajar kerja sama. Selain itu dari beberapa jenis permaianan anak juga dapat belajar melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan dari permainan. Sebagi contoh permainan bisik berantai dilakukan dengan tujuan anak belajar mendengar efektif dan meyampaikan sesuatu sesuai dengan yang ia dengar.
6)      Rangsangan bagi kreativitas.
Melalui eksperimentasi (percobaan) dalam bermain, anak-anak menemukan bahwa merancang sesuatu yang baru, dan berbeda dapat menimbulkan kepuasan. Selanjutnya mereka dapat mengalihkan minat kreatifitasnya ke situasi diluar dunia bermain. Saat anak bermain dan mencoba sesuatu yang ia pikir sebuah permainan namun hasilnya berhasil dan dapat digunakan untuk hal lain yang berhubungan dengan belajarnya atu hal lain dan dari kreativitas yang diawali dari bermain itu anak selalu tertangtang untuk melakukan eksperimentasi sehingga kreativitas dan kemampuannya semakin berkembang.
7)      Perkembangan wawasan diri.
Dengan bermain bersama anak lain, mengetahui tingkat kemampuannya di bandingkan teman bermainnya. Ini memungkinkan mereka untuk megembangkan konsep dirinya (self concept) dengan lebih pasti dan nyata. Ketika ia ikut bermain dan ia kalah ia dapat belajar dari situ diman kekurangnya disbanding temannya dan dilain waktu ia akan berusaha untuk jadi lebih baik lagi sehingga ia lebih unggul disbanding teman mainya yang lain. 
8)      Belajar bermasyarakat atau bersosialisasi.
Dengan bermain dengan bersam anak lain, mereka belajar bagaimana membentuk hubungan sosial, bagaimana menghadapi, dan memecahkan masalah yang timbul dalam hubungan tersebut.dengan bermain anak terbiasa menghadapi bermacam-macam watak orang, berkomunikasi, mengenal dan memahami teman-temannya.
9)      Standart moral.
Walau anak belajar dirumah dan disekolah tentang apa saja yang dianggap baik dan buruk oleh kelompok, tidak ada pemaksaan standart moral paling teguh selain dalam kelompok bermain. Karena dalam bermain selalu da peraturan yang pasti harus diikuti oleh anak dan dari situ anak belajar tentang moral megenai kepatuhan, kejujuran, kesetia kawanan, dll.
10)  Belajar bermain sesuai denagn peran jenis kelamin
Anak belajar dan disekolah mengenai apa saja peran jenis kelamin yang disetujui. Akan tetapi, mereka segera menyadari bahwa mereka juga harus menerimanya bila ingin menjadi anggota kelomok. Segai contohnya dalah ketika bermain bola seorang perempuan masuk kedalam kelompok sudah jelas anak laki-laki lain pasti akan menolaknya.
11)  Perkembangan ciri kepribadian yang diinginkan.
Dari hubungan dengan anggota kelompok teman sebaya dalam bermain, anak belajar bekerjasama, murah hati, jujur, sportif, dan disukai orang lain. Keperibadian-kepribadian tersebut yang diharapkan dapa didapatkan anak dari kegiatan bermain bersam teman sebayanya. Dari beberapa penjelasan diatas dapat kita lihat pengaruh dari kegiatan bermain yang dilakukan anak, dari permainan anak dapat belajar banyak hal yang tidak dengan ia mudah dapatkan di kegiatan lain. Karena dengan permianan tersebut anak belajar banyak dan tanpa mereka sadari banyak hal-hal ia mereka pegang teguh dari kegiatan permainan. Sebagai contohnya adalah dengan mereka bermain anak anak belajar dan menerapkan kedisiplinan tanpa mereka sadari karena mereka belajar mematuhi aturan dari permaian. Anak juga belajar berkomunikasi dengan teman sebaya dalam permainan. Sebagai contoh adalah dalam permainan dimana anak harus menata sebuah poster yang sudah digunting seperti puzzle disitu anak belajar untuk berkomunikasi bersama satu sama lain agar gambar bisa menjadi satu gambar utuh. 
 sumber belajar: 
http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2015/05/pengertian-permainan-menurut-ahli.html


Media Pembelajaran Penjas



Salah satu cirri media pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu peserta didik. Sebagian media dapat mengolah pesan dan respons siswa sehingga media itu sering disebut media interaktif. Media disiapkan untuk memenuhi kebutuhan belajar dan kemampuan peserta didik, serta peserta didik dapat aktif berpartisipasi dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, perlu dirancang dan dikembangkan lingkungan pembelajaran yang interaktif yang dapat menjawab dan memenuhi kebutuhan belajar perorangan dengan menyiapkan kegiatan pembelajaran dengan medianya yang efektif guna menjamin terjadinya pembelajaran (Azhar Arsyad, 2010: 81).
Berikut akan diuraikan beberapa klasifikasi media pembelajaran menurut para ahli:
1.      Klasifikasi berdasarkan bentuk dan ciri fisik media pembelajaran
Dikemukakan oleh Setyosari dan Sihkabuden (2005)
a.       Media pembelajaran dua dimensi
yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan berukuranpanjang kali lebar saja serta hanya diamati dari satu arah pandangan saja. Misalnya peta, gambar bagan, dan semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar saja.
b.      Media pembelajaran tiga dimensi
yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi danmempunyai ukuran panjang, lebar dan tinggi/tebal serta dapat diamati dari arah pandang mana saja. misalnya meja, kursi, mobil, rumah, gunung, dan sebagainya.
c.       Media pandang diam
yaitu media yang menggunakan media proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam di layar (tidak bergerak/statis). Misalnya foto, tulisan, atau gambar binatang yang dapat diproyeksikan. Media pandang gerakyaitu media yang menggunakan merdia proyeksi yang dapat menampilkan gambar bergerak dilayar, termasuk media televisi dan video tape recorder termasuk media pandang gerak yang disajikan melalui layar (screen) di komputer atau layar lainnya.
2.      Klasifikasi berdasarkan pesepsi indera
Menurut Sulaiman penggolongan media pembelajaran sebagai berikut :
a.       Media audio: media yang menghasilkan bunyi, misalnya Audio Cassette TapeRecorder, dan Radio.
b.      Media visual: media visual dua dimensi, dan media visual tiga dimensi.
c.       Media audio-visual: media yang dapat menghasilkan rupa dan suara dalam suatu unit media. Misalnya film bersuara dan televisi.
d.      Media audio motion visual: penggunaan segala kemampuan audio dan visual kedalam kelas, seperti televisi, video tape/cassette recorder dan sound-film.
e.       Media audio still visual: media lengkap kecuali penampilan motion/geraknya tidak ada, seperti sound-filmstrip, sound-slides, dan rekaman still pada televisi.
f.       Media audio semi-motion: media yang berkemampuan menampilkan titik-titik tetapitidak bisa menstransmit secara utuh suatu motion yang nyata. Misalnya: telewriting dan recorded telewriting.
3.      Menurut Pengalaman yang diperoleh, Thomas secara sederhana menggolongkan media pembelajaran ke dalam tiga jenjang pengalaman, yaitu sebagai berikut:
a.       Pengalaman langsung (the real life experiences). Berupa pengalaman langsung dalam suatu peristiwa (firs hands experiences) maupun mengamati kejadian atau objek sebenarnya.
b.      Pengalaman tiruan (the subtitute of the real experiences). Berupa tiruan atau model dari objek atau benda yang berwujud model tiruan, tiruan dari situasi melalui dramatisasi atau sandiwara dan berbagai rekaman atau objek atau kejadian.
c.       Pengalaman dari kata-kata (words only ). Berupa kata-kata lisan yang diucapkan, rekaman kata-kata dari media perekam dan kata-kata yang ditulis maupun dicetak.
Dari uraian-uraian yang dikemukakan pada bagian terdahulu, dapat disimpulkan bahwa berbagai jenis media tersebut pada dasarnya dapat digolongkan dalam tiga kelompok besar, yaitu media cetak, media elektronik dan objek nyata atau realita.
1.      Media Cetak
Bagi kebanyakan orang, istilah “media cetak”, biasanya diartikan sebagai bahan yang diproduksi melalui percetakan professional, seperti buku, majalah, dan modul. Sebenarnya, disamping itu masih ada bahan lain yang juga dapat digolongkan ke dalam istilah “cetak”, seperti tulisan/bagan/gambar yang difoto kopi ataupun hasil reproduksi sendiri. Ada beberapa keuntungan dan kelemahan dalam penggunaan media cetak ini:
a.       Keuntungan
Keuntungan dari media cetak ini, disamping relatif murah pengadaannya, juga lebih mudah dalam penggunaannya, dalam arti tidak memerlukan peralatan khusus, serta lebih luwes dalam pengertian mudah digunakan, dibawa atau dipindahkan.
b.      Kelemahan
Kelemahan dari media ini, terutama jika kurang dirancang dengan baik, cenderung untuk membosankan. Di samping itu, media ini kurang dapat memberikan suasana yang “hidup” bagi murid-murid.
2.      Media Elektronik
Di samping penggunaan media cetak, dalam upaya pengajaran dewasa ini pula adanya perkembangan yang semakin pesat dalam penggunaan media elektronik. Ada berbagai macam media elektronik yang lazim dipilih dan digunakan dalam pengajaran, antara lain:
a.       Perangkat Slide atau Film Bingkai
Media ini menuntut keterampilan dan perlengkapan tertentu dalam pengadaannya. Sekalipun media ini lebih banyak bersifat visual, banyak ahli menyarankan penggunaannya dalam pengajran. Objek-objek yang ingin diperlihatkan melalui slide ini dapat ditampilkan dalam warna yang lebih realistik dan orisinil. Di samping itu, perangkat slide ini mudah disusun kembali bila perlu,dapat dikombinasikan dengan alat lain (misalnya audio-tape) agar lebih efektif , dan dapat disesuaikan dengan kepentingan setiap individu atau kelompok.
b.      Film Strips
Media ini agak sulit pengadaan dan penggunaannya karena membutuhkan keterampilan khusus. Di samping itu karena susunan filmnya bersifat permanen, sulit diadakan perubahan bila sewaktu-waktu guru menghendaki urutan yang berbeda dari penyajian yang telah ada. Namun demikian, media ini memiliki, keuntungan-keuntungan tertentu dalam penggunaannya. Karena urutannya telah tersusun secara sistematis, hal ini sangat membantu siswa dalam memahami gejala atau peristiwa yang diperlihatkan di dalamnya. Di sampingkan itu, film strips ini dapat dikombinasikan dengan alat lain, misalnya dengan rekaman atau petunjuk tertentu, dapat digunakan untuk studi individual atau kelompok, serta dapat dioperasikan dengan bantuan peralatan yang relative sederhana.
c.       Rekaman
Media rekaman, khususnya audio-tape, dapat digunakan untuk mengajarkan berbagai mata pelajaran serta pelajaran serta bersifat luwes dan mudah diadaptasikan penggunaannya sesuai dengan keperluan. Secara teknis, media ini mudah dioperasikan dan cukup ekonomis. Penggunaannya dalam proses pengajaran dapat dikatakan tidak mengalami kesulitan, baik untuk pengajaran perorangan/individual maupun kelompok. Media ini tersedia di mana-mana karena kebanyakan anggota masyarakat kita memilkinya. Berbagai topik, konsep, prinsip, dan prosedur dapat disampaikan melalui rekaman yang telah dipersiapkan dengan teliti sebelumnya.
d.      Overhead Transparancies
Di samping media-media elektronik yang telah dikemukakan di atas, overhead transparancies (OHT), yang disajikan dengan bantuan overhead projector (OHP), juga sangat dianjurkan penggunaannya dalam berbagai kegiatan pengajaran. Keuntungan yang diperoleh melalui penggunaan media ini ialah bahwa penyajian informasi dapat dilakukan secara sistematis berdasarkan urutan yang ditetapkan oleh guru, perencanaannya cukup sederhana, serta dapat digunakan untuk kelas yang besar bersama-sama.
e.       Video Tape/Video Cassette
Penggunaan media ini dalam penyajian berbagai materi epljaran memberikan banyak keuntungan, misalnya dalam memperlihatkan proses pertumbuhan tanaman, ehidupan dalam berbagai kelompok masyarakat, serta kilasan peristiwa di masa lalu. Dengan media ini kebutuhan berbagai program pendidikan dapat dipenuhi dengan baik, berbagai sumber informasi yang tidak mungkin diberikan melalui media lainnya dapat disajikan melalui film video. Alat ini dapat diputar kembali yang memungkinkan terjadinya proses umpan balik untuk perbaikan dan peningkatan upaya pengajaran.
Secara menyeluruh, keuntungan dan kelemahan dari media elektronik ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
a.       Keuntungan
Keuntungan dari media elektronik ini pada umumnya ialah dapat memberikan suasana yang lebih “hidup” penampilannya lebih menarik, dan di samping itu dapat pula digunakan untuk memperlihatkan suatu proses tertentu secara lebih nyata.
b.      Kelemahan
Kelemahan media ini, terutama terletak dalam segi teknis dan juga biaya. Penggunaan media ini memerlukan dukungan sarana dan prasarana tertentu seperti listrik serta peralatan/bahan-bahan khusus yang tidak selamanya mudah diperoleh di tempat-tempat tertentu. Di samping itu, pengadaan maupun pemeliharaannya cenderung menuntut biaya yang mahal.
3.      Realita (Objek Nyata atau Benda Sesungguhnya)
Untuk mencapai hasil yang optimum dari proses belajar-mengajar, salah satu hal yang sangat disarankan adalah digunakannya pula media yang bersifat langsung dalam bentuk onjek nyata atau realita. Objek yang sesungguhnya, akan memberikan rangsangan yang amat penting bagi siswa dalam mempelajari berbagai hal, terutama yang menyangkut pengembangan ketrampilan tertentu, misalnya berkebun. Melalui penggunaan objek nyata ini, kegiatan belajar-mengajar dapat melibatkan semua indera siswa, terutama indera peraba. Ada beberapa keuntungan dan kelemahan dalam menggunakan objek nyata ini :
a.       Keuntungan
1)      Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk mempelajari sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata.
2)      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya dan melatih ketrampilan mereka dengan menggunakan sebanyak mungkin alat indra.
b.      Kelemahan
1)      Membawa murid-murid ke berbagai tempat diluar sekolah kadang-kadang mengandung risiko dalam bentuk kecelakaan dan sejenisnya.
2)      Biaya yang diperlukan untuk mengadakan berbagai objek nyata kadang-kadang tidak sedikit, apalagi ditambah dengan kemungkinan kerusakan dalam menggunakannya.
3)      Tidak selalu dapat memberikan semua gambaran dari objek yang sebenarnya, seperti pembesaran,pemotongan, dan gambar bagian demi bagian, sehingga pengajaran harus didukung pula dengan media lain.

SUMBER:
1.      Aryad Azhar, 2010, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


Sepak Bola



Sepak bola adalah salah satu olahraga yang sangat populer di dunia. Dalam pertandingan, olahraga ini dimainkan oleh dua kelompok berlawanan yang masing-masing berjuang untuk memasukkan bola ke gawang kelompok lawan. Masing-masing kelompok beranggotakan sebelas pemain, dan karenanya kelompok tersebut juga dinamakan kesebelasan. Dalam sebuah pertandingan atau permainan tentunya ada peraturan yang harus ditaati atau dijalankan, begitu juga dalam permainan sepakbola. Aturan ini dibuat supaya tidak ada salah satu pihak yang dirugikan selain itu agar permainan tertata dengan baik. Peraturan permainan adalah suatu aturan yang mengatur jalannya sebuah permainan atau pertandingan agar tercipta rasa adil, tidak ada satu pihak yang merasa dirugikan, dan supanya jalannya permainan atau pertandingan lebih teratur. Dalam sepakbola yang membuat kebijakan untuk membuat peraturan permainan sepakbola yaitu FIFA (Federation Internationale De Football Association) dalam bukunya yaitu Laws Of The Game (FIFA 2008:4). “Peraturan yang ada dalam laws of the game sifatnya baku dan tidak dapat dirubah oleh pihak manapun dan hanya FIFA sendiri yang dapat merubahnya”. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa peraturan permainan sepakbola tidak hanya begitu saja, karena federasi internasional yang menaungi sepakbola selalu merubah peraturan sesuai dengan evaluasi yang dilakukan dalam suatu pertandingan, sehingga ada peraturan yang dihapus atau ditambahkan agar peraturan dalam permainan sepak bola lebih sesuai dan permainan sepakbola dapat terlihat lebih menarik. Dalam peraturan permainan sepakbola terdapat 17 pasal yang mengatur jalannya suatu permainan sepakbola. Pasal 1 – 6 menjelaskan tentang perlengkapan, pasal 7 – 17 menjelaskan tentang aplikasi dilapangan. Disini kami akan membahas peraturan sepakbola yaitu pasal 2 mengenai bola.
Bola merupakan hal penting dalam dunia sepak bola. Bola yang digunakan untuk pertandingan sudah tentu harus memiliki standar bola yang harus diperhatikan sehingga selama digunakan selama masih dalam keadaan aman, nyaman dan tidak mempengaruhi konsentrasi para pemain sepakbola. Ada standar bola yang sudah menjadi ketetapan dalam pertandingan sepakbola secara internasional. Dalam peraturan resmi, bola yang digunakan harus berbentuk bundar/bulat, terbuat dari kulit atau bahan lain yang sesuai,  ukuran keliling bola tidak boleh lebih dari 28 inches / 70 sentimeter dan tidak boleh kurang dari 27 inchi / sekitar 68 cm, mempunyai berat 410-450 gram dan tekanan udara 0,6-1,1 atm. Kelembaman bola juga ditentukan sebesar 60% yang artinya ketika bola dijatuhkan dari udara setinggi 1 meter di atas lapangan, bola harus bisa memantul lagi setinggi 60 cm ke atas. Hal khusus lainnya adalah warna bola, warna bola tidak sama dengan warna lapangan yang cenderung hijau karena jika terdapat unsur hijau akan menyulitka para pemain di lapangan meskipun secara peraturan tidak disebutkan tentang warna bola yang boleh digunakan. Tetapi untuk lapangan-lapangan tertentu sudah ditentukan standar bola yang digunakan seperti pada pertandingan yang digelar di Negara yang bersalju maka digunakan bola dengan warna orange atau merah yang cerah. Untuk lapisan pada bola harus memiliki tingkat kekasaran jadi tidak halus dan lembut, hal ini untuk mempertajam warna bola sehingga aman dan terlihat oleh para pemain ketika bola memutar maka masih dapat terlihat seluruh bagian bola. Lapisan ini terbuat dari beberapa bahan dan kulit yang layak dan sudah distandarkan.
Ada jenis 5 jenis bola dengan karkteristiknya, yaitu :
1.      Bola ukuran 5 :
Biasanya digunakan oleh pemain-pemain sepak bola yang berusia 12 tahun atau diatasnya dengan ukuran keliling 68-70 cm dan berat 14-16 oz (410-450 gram).
2.      Bola ukuran 4:
Biasanya digunakan oleh pemain dengan usia 8 – 12 tahun dengan lingkaran bola antara 25 -26 ins (64-66 cm) dan berat 12-13 oz (340-468 gram).
3.      Bola ukuran 3:
Biasanya digunakan oleh pemain dengan usia dibawah 8 tahun dengan ukuran lingkaran bola antara 23-24 inchi ( 58-61 cm) dengan berat 11-12 oz (312-340 gram).
4.      Bola ukuran 2 :
digunakan untuk pertandingan promosi.
5.      Bola ukuran 1 :
digunakan untuk pertandingan promosi
Jenis bola yang digunakan untuk pertandingan biasanya dipesan khusus sesuai dengan standar bola yang diharuskan dan memiliki lambang resmi nama pertandingan yang sedang digelar seperti : FIFA World Cup, FIFA APROVED atau Piala Asia.  Jumlah bola yang disiapkan tidak hanya satu jadi ada beberapa bola cadangan yang disiapkan selama pertandingan digelar bahkan sewaktu-waktu bola akan diganti dengan yang baru. Pada bagian setiap sisi tepi lapangan bola disediakan bola cadangan karena bola yang meluncur dari kaki para pemain bola tidak dapat ditebak kearah mana akan meluncur kecuali ke arah gawang yang sudah tentu menjadi tujuan utama berakhirnya bola. Mengenai pergantian bola saat pertandingan berjalan aturannya adalah sebagai berikut, Jika bola pecah atau menjadi rusak dalam pertandingan maka :
1.      Pertandingan dihentikan
2.      Pertandingan dilanjutkan dengan wasit menjatuhkan bola pengganti (melakukan dropball) di tempat dimana bola sebelumnya, kecuali jika permainan dihentikan di dalam daerah gawang, dalam hal ini wasit menjatuhkan bola pengganti (melakukan dropball) di garis daerah gawang, sejajar dengan garis gawang pada titik terdekat dimana bola berada ketika asli bermain dihentikan.
Jika bola pecah atau menjadi rusak tidak dalam permainan yakni saat kick-off, tendangan gawang, tendangan sudut, tendangan bebas, tendangan penalti atau lemparan ke dalam, maka:
1.      Pertandingan dimulai/dilanjutkan sesuai aturan.
2.      Bola tidak dapat diubah/diganti selama pertandingan tanpa otoritas/izin dari wasit.

 sumber belajar:
http://haryadideni.blogspot.co.id/2014/04/peraturan-permainan-sepakbola-fifa.html

Permainan Frisbee

PERMAINAN FRISBEE
1.      Pengertian Frisbee
Frisbee adalah  sebuah permainan yang menggunakan perlengkapan atau alat yang pipih berupa piring. Di Indonesia barangkali lebih dikenal dengan nama permainan “piring terbang”. Pada hakikatnya, permainan frisbee masuk dalam kelompok permainan lempar-tangkap. Permainan ini bertujuan membuahkan skor di daerah lawan dengan jalan dioper-operkan lewat lemparan untuk ditangkap oleh pemain satu regu. Sedangkan, pemain regu lawan berusaha untuk menghambat upaya untuk membuat skor.
Fasilitas yang dibutuhkan untuk melakukan permainan ini tentunya adalah lapangan terbuka yang cukup luas. Sebetulnya dilakukan di antara lahan yang banyak pohon pun permainan ini dapat dilakukan. Justru dengan adanya rintangan-rintangan tersebut aktivitas lempar-tangkap akan semakin menarik dan menantang. Kita akan lebih dituntut untuk melakukan atau menganalisis gerak, teknik lemparan, serta arah lemparan yang akurat.
Objek utama permainan frisbee adalah alat yang terbuat dari plastik berupa piringan berbentuk pipih cembung. Biasanya terbuat dari bahan plastik, berdiameter 20—25 cm. Bahan frisbee beranekaragam. Ada yang dari plastik, karet, dan dari bahan karet campur dengan carbon atau pelat baja yang bentuknya agak lain, yakni berupa lingkaran yang tengahnya bolong.
Frisbee dari bahan plastik bisa kita jumpai di toko peralatan olahraga. Sayangnya, kualitas frisbee plastik yang diperjualbelikan sekarang ini semakin kurang baik, terutama dalam hal ketebalannya. Dengan plastik yang terlalu tipis, frisbee menjadi terlalu ringan dan susah untuk dikendalikan.  Frisbee berbahan dasar karet yang memiliki tingkat aerodinamis lebih baik daripada bahan plastik. Ada juga yang disebut frisbee ring. Bentuknya lebih tipis, namun agak berat karena di dalam karet tersebut dimasukkan semacam kawat baja ringan sehingga terasa lebih kaku dan berbobot. Walaupun daya jangkaunya lebih jauh, frisbee jenis ini lebih sensitif dan lebih sulit dikuasai apalagi kalau dilempar dengan kuat.
Bila kita amati jalannya Frisbee ketika melayang, sebenarnya dapat dilihat sungguh menarik, apalagi jika kita dapat melakukannya lemparan dengan baik dengan segala bentuk lemparannya. Ada semacam daya analisis gerak yang diperlukan untuk menerbangkan Frisbee tersebut dengan baik, dan kalau sudah bisa maka kita akan menikmati aktivitas melempar Frisbee tersebut. Di negara barat (Jerman dan terutama Amerika) permainan Frisbee ini sangat digemari oleh anak - anak sekolah tak terkecuali mahasiswa. Malah seringkali dilihat aktivitas mahasiswa (di University of Oregon) saat istirahat, mereka beraktivitas saling lempar tangkap Frisbee tersebut di halaman kampus atau di taman dengan berbagai teknik lemparan yang sangat baik. Dalam aktivitas sore haripun seringkali mereka menampilkan Frisbee ini dalam bentuk permainan yang dipertandingkan di lapangan luas, seluas lapangan sepakbola. Permainan ini juga akan menuntut kemampuan fisdik yang baik terutama daya tahan aerobic yang tinggi, karena lapangan seluas itu dimainkan hanya oleh 7 x 7 orang dengan berbagai teknik lemparan berupa passing dan tangkapan dengan tidak boleh traveling.
2.      Hakikat permainan
Permainan Frisbee adalah permainan lempar tangkap alat semacam piring (pipih) yang di buat sedemikan rupa hingga dapat melayang menerobos udara ini dengan luncuran seimbang yang memperhitungkan prinsip aero dinamis dari alat itu. Pada hakekatnya permainan Frisbee ini adalah masuk dalam kelompok permainan passing intercepting. Karena permainan ini bertujuan untuk membuahkan skore di daerah lawan dengan jalan dioper - operkan lewat keterampilan lemparan Frisbee itu untuk diarahkan dan ditangkap oleh pemain satu regu, sedangkan pemain regu lawan berusaha unutk menghambat upaya untuk membuat skore. Pada tataran bermain, aktivitas lempar tangkap frisbeeini sangat mengasyikan dan menyenangkan, karena kita dapat memperagakan berbagai bentuk lemparan yang baik. Untuk dapat melemparkan Frisbee dengan baik (layangan dan luncuran serta jangkauan terbangnya jauh) diperlukan analisis gerak yang baik. Pelempar harus memahami cara melempar serta harus paham betul karakteristik dari alat tersebut yang dirancang untuk dapat melayang jauh. Jadi untuk dapat berbuat seperti itu diperlukan keterlbatan pengetahuan minimal tentang alat itu serta tentang karakteristik alat serta udara yang akan diterobos, bagaimana agar Frisbee dapat menerobos udara dengan layangan yang terarah. Sungguh akan mengasyikan bila kita dapat melakukannya. Oleh karena itu sangatlah bijak jika permaian ini dapat kita kembangkan dan kita ajarkan pada anak - anak sekolahan dimana mereka sanngat haus akan keterampilan, apalagi akibat dari upayanya itu dapat menampilkan suatu keindahan. Anak usia sekolah punya karakteristik untuk mengetahui segala sesuatu yang belum pernah ia lakukan, dan mereka akan selalu ingin mencoba dan mencoba aktivitas baru tersebut dngan perhitungan dan daya imajinasi masing - masing anak. Keberhasilan serta kepuasan adalah selalu mereka dambakan dan harapkan, bahwa dengan melakukan lemparan yang menurut mereka mengasyikan adalah suatu keberhasilan dan itu akan terus mereka pupuk Oleh karena itu kita sudah sepantasnya untuk dapat mewujudkan atau memfasilitasi setiap keberhasilan yang mereka inginkan dalam aktivitas apapun termasuk dalam aktivitas pembelajaran permainan Frisbee.
3.      Fasilitas dan perlengkapan permainan
a.       Fasilitas permainan
Fasilitas yang diperlukan untuk melakukan aktivitas pemelajaran permainan Frisbee ini pada tahap - tahap awal tidak begitu luas. Di lapangan terbuka atau di antara pohon - pohon pun aktivitas permainan dapat dilakukan. Justru dengan adanya rintangan - rintangan tersebut aktivitas lempar tangkap akan semakin menarik dan menantang, karena kita akan lebih dituntut untuk melakukan atau menganalisis gerak, teknik lemparan serta arah lemparan yang kita harapkan.
b.      Perlengkapan permainan
Obyek utama permainanfrisbeeadalah alat yang terbuat dari plastik berupa piringan berbentuk pipih cembung. Bentuk ini dirancang secara aerodinamis artinya bagaimana agar alat tersebut dapat melayang seimbang di udara dan menjangkau jarak yang optimal. Alat berbentuk pipih dapat menerobos udara dengan baik dibanding bentuk lain, misalnya papan, pecahan genting, kartu gapleh atau kartu remi, dapat kita lemparkan dan menerobos udara dengan cepat namun sulit untuk diarahkan. Frisbee adalah benda pipih berbentuk piring yang dapat dilemparkan dengan putaran yang baik dan dapat diarahkan oleh kita kemana daja kita mau mengarahkan. Di bawah ini akan diperlihatkan beberapa contoh frisbeeyang terbuat dari bahwan plastik, karet, dan dari bahan karet campur dengan carbon atau semacam keramik atau pelat baja yang bentuknya agak lain yakni berupa lingkaran yang tengahnya bolong.
1)      Frisbee dari bahan plastik
Frisbee dari bahan plastik bisa kita jumpai di toko peralatan olahraga. Sayangnya kualitas Frisbee yang diperjualbelikan sekarang ini semakin kurang baik terutama kurang ketebalan plastiknya. Karena dengan plastik yang semakin tipis akan menjadi semakin ringan dan susah untuk dikendalikan saat dilemparkan.

2)      Frisbee dari bahan karet
Frisbee ini tingkat aero dinamisnya lebih baik dari Frisbee bahan plastik. Beberapa keuntungan dari Frisbee bahan karet ini adalah: 1). Mudah dikendalikan saat melempar. 2) Lebih lentur. 3) Mudah ditangkap, 4) Tidak berbahaya,

3)      Frisbee ring
Bentuknya lebih tipis namun agak berat karena di dalam karet tersebut di masukkan semacam kawat baja ringan sehingga terasa lebih kaku dan lebih berbobot. Ukurannya macam - macam Keunggulan dari frisbeebentuk ring ini adalah daya jangkaunya yang lebih jauh. Rekor lemparan terjauh di buat oleh Tom McRann pada tanggal 10 Mei tahun 1985 di Stanford Stadium, Palo Arto California dengan jarak lemparan sejauh 339 meter. Walaupun daya jangkaunya lebih jauh, namun Frisbee jenis ini lebih sensetif atau lebih sulit dikuasai apalagi kalau mencoba melemparnya menggunakan power, yang terjadi adalah bukan melayangnya yang jauh tapi menggelundungnya bisa puluhan meter bahkan sampaiseratusan meter lebih dan kalau saat menggelundung menabrak benda tajam (pinggirantembok atau besi) ya karetnya bisa pecah atau bahkan bajanya yang bisa patah. Pada halaman berikut diperlihatkan frisbee(carrera aerobie) yang dibesarkan agar lebih jelas kelihatannya.
4.      Aktivitas permainan
a.       Cara memegang dan cara melempar
Ada 2 hal utama yang perlu diperhatikan pada waktu melempar frisbee yakni kecepatan dan gaya sentrifugal. Bila frisbee dilempar dgn benar, maka dia akan memiliki kedua hal tersebut. Harus cukup tenaga pada pergelangan tangan, begitu juga tenaga melempar, biasanya spin jarang diperhatikan oleh pemula, bagaimanapun, faktor ini penting agar pelemparan dapat dilakukan dengan benar.
Ada dua hal yang perlu diperhatikan juga, yakni sudut frisbee ketanah dan titik dari tempat dimana frisbee lepas dari tangan. Seperti tenis, Pelemparan frisbee ada 2 teknik utama, yakni forehand dan backhand.
1)      Backhand
Versi yang pertama, dimana jari tengah memegang hingga tengah frisbee. Teknik ini akan memberikan kontrol dan lebih membuat frisbee lebih stabil. Pada waktu pelemparan, jari telunjuk yang ada diujung frisbee akan membantu mengontol pelemparan ketempat yang ditujuh, dan jari tengah membantu menstabilkan frisbee tersebut. Versi yang kedua, dimana ketiga jari memengang ujung frisbee dan jari telunjuk tetap ditempatkan diujung frisbee. Pengangan dengan teknik demikian, lebih jarang digunakan, karena lebih banyak energi yang dikeluarkan, dengan tujuan agar fribee tersebut lebih stabil. Disamping kedua versi tersebut, ada juga pelemparan yang penuh tenaga. Pegangan pada pelemparan yang penuh tenaga yakni keempat jari memegang ujung frisbee, seperti gambar(C). Tidak ada jari yang mendukung frisbee tersebut. Hal ini bisa mengurangi pengontrolan terhadap frisbee, dan akan lebih sulit memperkirakan kapan waktu yang terbaik untuk melepas frisbee tersebut. Lebih sering latihan melempar, akan lebih bisa menstabilkan frisbee pada waktu melempar. Pada waktu kehilangan pengontrolan, dapat dikompensasikan dengan tenaga yang diperoleh, dimana karena keempat jari mencengkram frisbee tersebut pada waktu melepar. Kesuksesan dari pengontrolan tergantung dari posisi ibu jari. Juga penting memegang frisbee dengan kuat. Pada umumnya kekuatan memegang adalah memegang dengan kecepatan angular yang tertinggi, dimana akan memberikan tingkat kestabilan yang tinggi.Ibu jari harus ditengah frisbee.
Cara pelemparan backhand adalah jika anda menggunakan tangan kanan untuk melempar makanya bahu kanan anda mesti mengarah ketarget.
Ruang antara kedua kaki anda harus disesuaikan, tidak terlalu melebar atau terlalu sempit. Tekuklah sedikit lutut anda untuk menambah kestabilan dari posisi melempar anda. Perhatikan bahwa teknik melempar ini bukan semata-mata mengandalkan kekuatan tangan anda tetapi juga kekuatan berat badan anda saat berpindah dari belakang kedepan. Gunakan sedikit tenaga untuk memindahkan lengan anda kebagian depan tubuh anda. Perhatikan jangan sampai frisbeenya terangkat tinggi. firsbee selalu dalam posisi miring. Ketika anda memindahkan lengan anda kedepan,kaki anda harus bergerak sedikit kedepan dan menjadi tumpuan pada saat melempar frisbee. Saat melepaskan frisbee dari tangan anda juga berperan sekali. Titik dimana anda melepaskan frisbee mempengaruhi putarannya dan arah frisbee itu sendiri. Ketika anda melemparkan frisbee,pergelangan anda yang anda gerakin mengarah kedepan. Semakin bagus gerakan pergelangan tangan anda maka lemparan anda juga semakin stabil dan bagus. Perhatikan ibu jari anda saat melempar jangan sampai menghadap keatas karena ini membuat hasil lemparan yang tidak bagus, frisbee mungkin tidak akan melayang. Setelah frisbee terlepas, lengan anda akan kembali keposisi semula sebelum melempar.
2)      Forehand
Pada prinsipnya,pegangan ini mirip dengan cara memegang dengan backhand throw. Jari tengah berada pada pinggiran frisbee sedangkan jari telunjuk berada dititik tengah frisbee. Keuntungan dari pegangan ini adalah anda memiliki kontrol yang lebih atas frisbee yang mau dilempar,kekurangannya adalah anda akan menemukan sedikit ketidaknyamanan dipergelangan saat akan melempar.
Cara memegang yang lain adalah kedua jari telunjuk dan tengah berada dipinggiran frisbee. Pegangan ini menghasilkan tenaga yang besar karena pergelangan anda lebih leluasa bergerak namun kestabilan putaran frisbee diragukan karena kontrol yang kurang sehingga kemungkinan frisbee tidak akan melayang jauh akan tetapi lebih pada gerakan mengepak-ngepak. Oleh karena itu,sebagian orang sedikit menekuk posisi jari telunjuknya untuk menjepit frisbee agar memiliki kontrol yang lebih bagus saat melempar. Sama halnya dengan cara memegang dengan BACKHAND, ibu jari kita gunakan untuk mendukung kedua jari yang lain. Cara yang lain adalah jepitlah pinggiran frisbee denganjari tengah anda, cara ini sama seperti cara kedua tadi, dan ini digunakan untuk pemain yang tenaga lemparnya agak lemah. Cara ini membuat frisbee melayang jauh namun agak kurang beraturan.
Gaya melempar forehand ini berbeda dengan BACKHAND THROW. Jika anda menggunakan tangan kanan untuk melempar maka posisi bahu kiri anda mesti kedepan sedikit dan tubuh anda sedikit bungkuk kesebelah kiri. Jarak antara kedua kaki anda disesuaikan dengan bahu anda.Tekuklah sedikit lutut anda agar tidak kelihatan kaku. Gerakkan lengan anda kebelakang dan pindahkan berat sedikit kebelakang, sudut frisbee adalah 45derajat dari tanah. Cara ini tergantung pada putaran yang anda hasilkan saat melempar,gerakan lengan anda tidak boleh terlalu jauh kedepan, dengan berhenti tidak terlalu jauh,anda akan menghasilkan lemparan yang bagus. Hal ini mengakibatkan sebagian pelempar tidak mengetahui saat tepat untuk melepaskan frisbeenya sehingga mengakibatkan penyimpangan dari arah yang dikehendaki. Cobalah untuk selalu menggunakan pergelangan anda saat melempar karena akan menghasilkan putaran frisbee yang lebih bagus.
5.      Permainan Frisbee sederhana
a.       Juglling
Juglling untuk obyek permainan seperti frisbeeini hanya berupa aktivitas melambung - lambungkan dan menangkapnya kembali dengan gerakan backhand. Lambungan pendek saja dulu kemudian mencoba agak tinggi dan dicoba pula agar obyek perminan tersebut kembali kedekat kita atau dapat kita tangkap kembali.
b.      Passing dan catching (lempar tangkap)
Untuk lempar tangkap ini lakukan dengan jarak dekat dulu sekitar 2 – 3 meteran. Usahakan agar jalannya frisbeesejajar dengan tanah dan mudah untuk di tangkap, arahkan lemparan itu ke pasangan bermain kita. Selanjutnya coba kembangkan jaraknya lebih jauh dengan catatan jalannya frisbeetetap baik dan mengarah pada pasangan kita.Cara menangkap frisbeeadalah seperti terlihat pada gambar di bawah ini, ke ibu jari dan ke empat jari lainnnya terbuka untuk siap menerima Frisbee.
c.       Passing intercepting
Bermain dengan jumlah pemain 3 x 1. 3 orang pemain merupakan pasangan untuk melakukan passing dan yang 1 orang berusaha untuk menghambat atau menghadang lajunya frisbee. Peraturan bermain bisa ditentukan dulu apakah menggunakan ten ball (10 tangkapan) baru ganti defender atau bila tidak tertangkap maka orang tersebut langsung jadi defender atau orang yang menyebabkan frisbeetidak bisa ditangkap yang menjadi defender.
d.      Bermain dengan 3 x 3 + jocker
Sama seperti permainan invasi lainnnya, permainan ini dilakukan oleh 3 lawan 3 dengan memainkan satu joker. Aturan main untuk memperoleh skore tentukan dulu dengan jumlah tangkapan (ten ball). Lapangan permainan hanya berbentuk persegi panjang saja atau bentuk apapunasal ada batasnya saja. Setelah permainan tersebut terlihat lancar, kita bisa kembangkan denngan permainan yang mirip dengan permainan Frisbee namun dengan lapangan yang kecil se ukuran lapang bulutangkis.
6.      Permainan Frisbee (resmi)
a.       Peraturan Permainan Frisbee
Peraturan frisbee yang dikeluarkan WFDF (word Flying Disk  Federation) yang mulai efektif pada tanggal 01 Januari 2013 pada intinya adalah bahwa permainan frisbee adalah permainan non kontak dan semua pemain harus bertanggung jawab, jujur adil  sebagai roh dari permainan frisbee (wfdf, 2013: 2) (http://wfdf.org/).  Peraturan yang dibuat di dapat dipelajari akan tetapi dalam buku ini telah dimodifikasi berdasarkan  penelitian yang telah dilaksanakan segingga  peraturan yang dimodufikasi ini dapat dimainkan dengan baik dan benar manakala  peraturan permainan frisbee yang telah di modifikasi disosialisasikan dan terapkan agar mudah dipahami sehingga bila kita bermain maka tidak menjadi suatu kebingungan artinya kita sudah memahami akan karakteristik dari permainan frisbee.  Beberapa peraturan yang harus di pahami agar permainan frisbee ini dapat mainkan oleh siswa adalah sebagai berikut : Frisbee ini dimainkan oleh dua tim yang masing-masing mempunyai tujuan  memasukan frisbee sebanyak-banyaknya ke ring lawan dan berusaha mencegah tim lawan memasukan frisbee.
b.      Pemain  dalam  Permainan Frisbee
1)      Jumlah pemain frisbee dalam satu team berjumlah 4 orang atau minimal 3 orang pemain.
2)      Jumlah pemain cadangan adalah 4 orang .
c.       Waktu  Permainan Frisbee
1)      Waktu pertandingan akan terdiri dari 2 babak  dari masing-masing babak adalah  10 menit  atau  waktu bermain  dalam  pertandingan Frisbee adalah 2 x 10 menit .
2)      Jika hasil akhir  angka imbang di akhir permainan babak ke- 2,  maka pertandingan akan dilanjutkan dengan periode tambahan selama 5 menit. Jika masih imbang lagi maka di lanjutkan dengan pinalty  frisbee dari jarak  4 meter  dari pemain yang masih bertanding yaitu 4 orang.
3)      Pemenang adalah team yang banyak  memasukkan  frisbee ke ring  gawang  paling banyak.
d.      Point  atau  Angka Nilai  Lemparan  Frisbee
1)      Frisbee masuk mendapat point 1 dari luar garis end zone .
2)      Nilai point 3  bila frisbee masuk dilempar dari luar garis tengah 14 meter atau salah satu kaki menginjak garis tengah.
e.       Permulaan dan Akhir  Suatu Babak  Pertandingan
1)      Permulaan dalam permainan  frisbee diberikan bagi team yang menang dalam toss atau undian  dari lapangan tengah.
2)      Penguasaan frisbee Babak ke-2  diberikan kepada team yang posisi dalam undian kalah atau bergantian.
3)      Pertandingan selesai ketika waktu pertandingan telah habis pada babak  ke- 2 dan atau babak tambahan berakhir kecuali terjadi  pinalty  Frisbee.
f.       Bagaimana Frisbee Dimainkan dalam  Suatu  Permainan
1)      Permainan dimulai dari garis tengah setelah diadakan tos untuk menentukan tempat atau frisbee
2)       Frisbee tidak boleh dibawa lari saat melempar
3)      Frisbee dipegang hanya 10 detik untuk segera dilempar
4)      Pemain bertahan tidak diperkenankan masuk daerah end zone bila masuk terkena lemparan pinalty  jarak 4 meter 
5)      Pemain penyerang diperbolehkan masuk daerah end zone akan tetapi tidak diperkenankan melempar ke ring gawang dalam garis end zone artinya frisbee harus dilempar ke luar garis end zone terlebih dahulu
6)      Gerakan pivot dapat diperkenankan dalam permainan frisbee
7)      Pelanggaran yang dilakukan akan dimulai dari tempat kejadian
8)      Memainkan frisbee dengan melempar dengan forehand atau backhand
9)      Menangkap frisbee dengan satu atau dua tangan
10)  Tidak ada kontak  fisik di permainan frisbee
11)  Memasukkan frisbee ke ring gawang  dengan frisbee dilempar melayang dari luar garis end zone 
12)  Frisbee mati bila jatuh atau tidak mampu ditangkap
13)  Menggunakan passing intercepting dalam permainan frisbee dan frisbee tidak boleh di blok tetapi harus  di tangkap
14)  Menjaga sikap sportivitas, fair play dan tanggung jawab
15)  Pemain bebas memasukan frisbee dari arah manapun dengan catatan selama masih di dalam lapangan permainan dan diluar  garis end zone
g.      Perwasitan dalam Permainan Frisbee
1)      Permainan frisbee dipimpin oleh 1 orang wasit dibantu 1 orang hakim garis, 2 orang di meja pertandingan serta 2 orang pada papan skor.
2)      Pergantian pemain bebas.
3)      Bila terjadi lemparan frisbee masuk ke ring maka permainan mulai dari tengah.
4)        Frisbee jatuh atau terkena badan atau kaki maka termasuk pelanggaran dan regu lain untuk mengambil frisbee pada tempat frisbee terjatuh untuk dimainkan kembali dengan cara melempar frisbee ke regunya sendiri dari tempat kejadian.
5)      Kostum yang dipakai dalam masing-masing team supaya dibedakan.
h.      Pelanggaran  dalam Permainan  Frisbee
1)      Setiap pemain tidak diperbolehkan untuk melakukan aksi yang berbahaya atau sengaja menciderai lawan dengan mendorong, memukul, menarik, merebut paksa frisbee yang sedang di kuasai lawan.
2)      Bila mana  dalam point ke-1 di atas dilanggar maka akan terjadi foul (kesalahan)  dan frisbee akan di berikan kepada team lawan, dan apabila pemain yang di langgar dalam posisi shooting atau berusaha memasukan frisbee ke ring gawang  maka akan diberi hadiah pinalty dari jarak 4 meter 1 kali lemparan.
3)      Ketika pelanggaran yang dilakukan oleh pemain di catat oleh petugas (wasit dan meja pertandingan) terulang selama 2 kali maka pemain tersebut akan dikeluarkan dari permainan atau pertandingan.
sumber belajar:
http://mgmp-penjas.blogspot.co.id/2013/10/permainan-frisbee-karet-sebagai.html